Sabtu, 11 Mei 2019

POLA LANTAI DALAM TARI

 Pola lantai adalah pergerakan yang dilakukan dengan cara berpindah atau bergeser secara terstruktur sehingga membentuk pola denah tertentu. Pola lantai memiliki fungsi untuk menata gerakan tarian, menciptakan kekompakan antar anggota penari, serta membentuk komposisi dalam pertunjukan tari sehingga menjadikan tarian yang disajikan menjadi lebih indah dan menarik ketika ditonton.


           Pola lantai dibagi menjadi 4 jenis. Ada pola lantai melingkar, pola lantai vertikal, pola lantai horizontal, dan pola lantai diagonal. Berikut akan di jelaskan jenis-jenis pola lantai tersebut beserta contoh tariannya.


POLA LANTAI MELINGKAR


          Pola lantai melingkar adalah pola yang membentuk garis lingkaran ataupun setengah lingkaran.


Contoh tari yang menggunakan pola lantai melingkar, antara lain :


1. Tari Legong.



Hasil gambar untuk gambar pola lantai tari legong


2. Tari Pendet.


Gambar terkait
















3. Tari Andun.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai Tari baris cengkedan


4. Tari Kecak.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai tari kecak


5. Tari Sekapur Sirih.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai tari sekapur sirih


POLA LANTAI VERTIKAL


          Pola lantai vertikal adalah pola yang membentuk garis lurus dari depan ke belakang maupun dari belakang ke depan.


Contoh tari yang menggunakan pola lantai vertikal, antara lain :


1. Tari Srimpi Pandhe Lori.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai tari serimpi


2. Tari Gitek Balen.


Gambar terkait


3. Tari Baris Cengkedan.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai Tari baris cengkedan


4. Tari Manuk Dadali.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai Tari manuk dadali


5. Tari Blantek.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai Tari blantek


POLA LANTAI HORIZONTAL


          Pola lantai horizontal adalah pola yang membentuk garis lurus ke samping, baik dari sisi kanan ke kiri, maupun dari sisi kiri ke kanan.


Contoh tari yang menggunakan pola lantai horizontal, antara lain :


1. Tari Saman.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai tari legong


2. Tari Indang.


Gambar terkait


3. Tari Zapin.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai Tari zapin


POLA LANTAI DIAGONAL


          Pola lantai diagonal adalah pola yang membentuk garis menyudut ke kanan maupun ke kiri.


Contoh tari yang menggunakan pola lantai diagonal, antara lain :


1. Tari Sinanggar Tulo.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai tari sinanggar tulo



2. Tari Remo.


Hasil gambar untuk gambar pola lantai tari remo


Fungsi Pola lantai adalah untuk menata gerakan tarian, menciptakan kekompakan antar anggota penari, serta membentuk komposisi dalam pertunjukan tari sehingga menjadikan tarian yang disajikan menjadi lebih indah dan menarik ketika ditonton.


Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/10156296#readmore

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/10366016#readmore



Pengertian Level Gerak Pada Tari


Level gerak tari adalah jangkauan peragaan gerak dalam ruang gerak tari oleh penari itu sendiri. Memperagakan rangkaian gerak tari untuk menghindari kemonotonan penampilan gerak, pinata, atau penyusun gerak harus menggunakan level gerak yang bervariasi. Level yang bervariasi maksudnya adalah gerakan yang tidak melulu sama, tetapi memiliki level gerak tinggi, medium, dan rendah. Level ini haruslah disesuaikan dengan karakter gerak tari itu sendiri, apalagi jika diperagakan secara kelompok atau berpasang-pasangan.

Level gerak tari dibagi menjadi 3 jenis. Ada level tinggi, level sedang, level rendah. Berikut akan di jelaskan jenis-jenis level gerak tari.



Biasanya pada level tinggi, penari melakukan gerakan meloncat sambil menggerakkan salah satu tangannya ke atas dan peragaan level ini akan tampak jelas jika dilakukan secara kelompok. 

Level Tinggi

Pada level sedang, penari melakukan gerakan berdiri seperti biasa. Level medium jika dilakukan dalam kelompok secara terus-menerus akan terkesan monoton. Oleh karena itu, level ini harus divariasi dengan level lain jika dipakai dalam peragaan tari secara berkelompok.

Level Sedang (Medium)

Pada level rendah, penari melakukan gerakan jengkeng atau duduk. Sama seperti level sedang, level rendah juga harus dibuat bervariasi ragam geraknya dengan permainan penggunaan ruang gerak dan penggunaan tenaga yang diberi aksen-aksen gerak, seperti tari saman atau kecak, sesekali bergerak sedikit naik, ke samping agar rangkaian geraknya ditempat dar:i ruang geraknya cenderung menyempit menjadi tidak menarik. 

Level Rendah

POLA LANTAI TARI BERPASANGAN ATAU KELOMPOK


Pola lantai adalah langkah gerak kaki atau jejak langkah kaki penari untuk membentuk formasi tari di atas panggung atau arena tari. Pada tari berpasangan atau kelompok, pola lantai sangat diperlukan karena melibatkan banyak orang. Dalam peragaan gerak, respons gerak dari masing-masing lawan main harus jelas dan rapi agar dalam pembentukan formasi perubahan langkah gerak dapat dilihat penonton. 

Agar terjadi keterpaduan gerak yang saling mengisi dan melengkapi, penari perlu memadukan desain gerak tari. 


Desain datar, yaitu bentuk badan penari menghadap ke depan dengan kepala miring sehingga penari tampak dalam postur mengarah ke samping atau tidak berisi (perspektif). Kesan yang muncul dari gerak tersebut adalah tenang, jujur, sederhana, juga dangkal. Bentuk seperti ini dapat digunakan di saat memperagakan gerak sedih. 
Desain Datar
2. Desain Dalam

Desain dalam yaitu desain yang memberikan sentuhan bagi penonton karena tampak lebih perspektif. Anggota badan bisa diarahkan ke belakang, samping, serong, dan dapat dilihat panjang, lebar, serta ketebalannya. Kesan yang muncul adalah seolah memiliki perasaan mendalam.

Desain Dalam
3. Desain Vertikal

Desain vertikal ini memberikan kesan egosentris atau pasrah dengan dibantu anggota badan, misalnya tungkai serta lengan yang ditarik ke atas atau ke bawah.

Desain Vertikal
Desain horizontal adalah desain yang menggunakan sebagian besar anggota badan mengarah ke garis horizontal. Biasanya menggunakan lengan tangan yang merentang atau kaki yang merebah. Kesan yang muncul adalah seolah yang dimiliki sedang tercurah. 

Desain Horizontal

Desain kontras ini memberikan kesan penuh energi, kuat, namun juga kebingungan. Desain ini sering menggunakan garis-garis silang dan anggota badan. Garis silang tersebut dilanjutkan menjadi kesinambungan. 
Desain Kontras
Desain murni adalah desain yang ditimbulkan oleh postur penari yang sama sekali tidak menggunakan garis kontras. Bentuknya dapat be rdiri tegak, berjalan ke depan, atau sekadar bergerak ke kanan atau ke kiri. Kesan yang diberikan tenang, halus, dan lembut. 

Desain Murni
7.  Desain Statis 
Dalam desain statis anggota badan tidak bergerak sama sekali. Kesan yang diberikan teratur sehingga jika dilakukan terus-menerus terkesan monoton. Kaki bergerak bebas, bisa maju kedepan, melangkah ke samping, atau mundur. 

Desain Statis

8. Desain Lurus 
Memiliki kesan sederhana, kokoh, dan kuat. Desain lurus ini menggunakan garis lurus pada anggota badan seperti tungkai, kaki, badan, dan lengan seperti pada gambar berikut. 
Desain Lurus
Desain lengkung adalah desain yang menggunakan garis lengkung mulai dari badan, lengan, dan kaki. Jadi, terkesan halus dan lembut. Akan tetapi, kalau sering diperagakan akan menimbulkan kesan yang lemah. 

Desain Lengkung
10. Desain Bersudut
Kesan yang diberikan penuh dengan kekuatan. Desain bersudut sering menggunakan gerak tekukkan tajam pada sendi tubuh seperti lutut, siku dan pergelangan kaki.

Desain Bersudut

11. Desain Spiral
Desain spiral ini memberikan sentuhan intelektual dan spiritual yang kuat sehingga memiliki daya tarik tinggi dan mempesona.

Desain Spiral

Desain tinggi adalah desain yang ditunjang dengan gerak tungkai kaki dan lengan. Kesan yang diberikan adalah sentuhan intelektual dan spiritual yang kuat, seperti memohon suatu keinginan atau pemujaan. 

Desain Tinggi

13. Desain Medium
Desain medium ini diwujudkan dengan gerak sekitar dada ke bawah sampai pinggang penari, kesan yang diberikan penuh emosi.

Desain Medium

14. Desain Rendah 
Desain rendah ini memusatkan gerak sekitar pinggang penari sampai lantai. Kesan yang dimiliki penuh daya hidup. 

Desain Rendah
15. Desain Terlukis
Desain terlukis mempunyai kesan yang memikat dari hasil properti yang dipergunakan seperti selendang kain dan topi. Properti ini bergerak mengikuti gerakan tangan atau bagian badan lain seperti rambut dan jari-jari tangan.
Desain Terlukis
16. Desain Lanjutan
Desain yang merupakan lanjutan atau yang seolah-olah memiliki maksud merespons.

Desain Lanjutan
17. Desain Tertunda 
Desain tertunda ini hampir sama dengan desain terlukis akan tetapi dalam desain ini sengaja dibuat ada gerak yang tertinggal susul-menyusul karena alat bantu.
Desain Tertunda

Desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempelkan garis-garis anggota badan yang berlawanan arah antara kanan dan kiri namun berbentuk sama. Kesan yang diberikan lebih kuat. 
Desain Simetris
Desain asimetris adalah desain yang tidak seimbang antara gerak bagian kanan badan dan gerak bagian kiri badan. Kesan yang terlihat menarik dan dinamis. 
Desain Asimetris

  1. Level gerak tari adalah jangkauan peragaan gerak dalam ruang gerak tari oleh penari itu sendiri.
  2. Level gerak tari terbagi menjadi tiga, yaitu level tinggi. sedang, dan rendah. 
  3. Arah hadap akan menunjukkan ke mana penari menghadap.
  4. Pola lantai adalah langkah gerak kaki atau jejak langkah kaki penari untuk membentuk formasi tari di atas panggung atau arena tari.
  5. Desain gerak tadi terdiri atas. desain datar. dalam. vertikal, horizontal. kontras murni. statis. lurus. lengkung, bersudut. spiral. tinggi, medium, rendah, terlukis. lanjutan, tertunda, simetris. dan asimetris.
  6. Dalam teknik gerak dasar tari berpasangan atau kelompok perlu dipikirkan pola atau susunan penari agar tidak bertabrakan.